Sesar Baribis adalah Sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat pulau Jawa. Sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa. Sesar ini melintasi sisi barat Subang, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta, Karawang, Cibatu (Bekasi), Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Raskasbitung.
Sesar Baribis merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Dari hasil penafsiran foto udara dan citra land-sat, diketahui di bagian utara dijumpai adanya kelurusan regional yang arahnya barat laut tenggara. Arah kelurusan ini selanjutnya menerus ke arah tenggara.
Di daerah Kadipaten, Majalengka yaitu tepatnya di Desa Baribis, ditemukan sejumlah bidang sesar dan struktur sesar minor yang memotong tubuh batu-gamping. Gempa bumi yang cukup signifikan yang bersumber dari sesar ini adalah gempa bumi tahun 1862 di Karawang.
Sesar BARIBIS terjadi 800 tahun sekali dimana terjadi pergerakan lempeng bumi dan terjadi benturan lempeng bumi yang mengakibatkan terjadinya tanah Bergerak atau Gempa Bumi.
Sesar Baribis adalah sesar muda yang terbentuk pada periode tektonik zaman batu muda Pliosen yang berbentuk sesar naik. Artinya jika sesar bergerak, maka satu blok batuan akan bergeser ke atas sedangkan blok batuan lainnya akan bergeser ke bawah.
Pergeseran ini dapat menyebabkan gempa hingga kerusakan jika terjadi dalam skala yang besar. Sebab itu, daerah dengan sesar yang masih aktif bergerak merupakan daerah yang rawan akan gempa bumi.
Sesar Baribis membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka. Jalur Sesar Baribis dan sekitarnya meliputi kota besar seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 km.
Segmen sebelah timur jalur sesar tersebut disebut sebagai segmen Bekasi – Purwakarta dan jalur yang melintas di selatan Jakarta sebagai segmen Jakarta. Dengan kata lain, Jakarta masuk dalam wilayah yang rentan gempa bumi akibat Sesar Baribis yang juga didukung oleh studi dari peneliti ITB S. Widyantoro dan ilmuwan kampus dunia dalam jurnal ilmiah Scientific Reports (Nature).
Penelitian berjudul ‘Implications for fault locking south of Jakarta from an investigation of seismic activity along the Baribis fault, ‘northwestern Java, Indonesia’ menyebut, Sesar Baribis barat masih terkunci untuk saat ini. Gempa dimungkinkan terjadi di kemudian hari bila akumulasi energi dilepaskan oleh sesar.
“Daerah sekitarnya, termasuk Jakarta Selatan dan sekitarnya, mungkin sangat rentan terhadap gempa bumi yang cukup besar di masa depan ketika akumulasi energi regangan elastis akhirnya dilepaskan,” terang Widyantoro.
Van Bemmelem dalam buku General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes menyebutkan ada sebanyak tiga kali gempa akibat Sesar Baribis. Daftar catatan gempa yang pernah terjadi di antaranya yakni:
1. Gempa tahun 1699 dengan magnitudo 8
2. Gempa tahun 1780 dengan magnitudo 7
3. Gempa tahun 1847 dengan magnitudo 7
Kemudian dari Bulletin of Scientific Contribution Universitas Padjajaran karya Siska Febyani, dkk, Sesar Baribis sempat menyebabkan gempa lagi pada tahun 1990 dengan magnitudo 5,5 dan 2022 dengan magnitudo 5
Sumber : Literasi Bencana & BMKG